PENGALAMAN LOLOS KGSP/GKS PADA PERCOBAAN PERTAMA (PLUS TIPS-TIPS DIKIT. HEHE)
Jadi, aku jarang banget baca detail suatu beasiswa (seperti cara mendaftar, syarat, timeline, dll) dari suatu blog. Aku lebih suka baca dari guideline yang diterbitin langsung dari penyedia beasiswa tersebut. I know, mungkin lebih tebel dan banyak. Tapi itu yang lebih akurat dan update.
Nah, ketika aku browsing di Google tentang suatu beasiswa kemudian klik salah satu link blog di situ ternyata isinya secara keseluruhan “cuma” njelasin syarat, timeline, which is semua udah ada di guideline. Ga ada pengalamannya sama sekali.
Rasanyaaa...
Kezel!!
Yang aku cari sebenernya adalah pengalaman mereka. Aku percaya setiap orang punya pengalaman beda-beda dan justru dari situlah kita bisa belajar. Jadi walopun kita first attempt buat daftar beasiswa, kita bakal ngrasain kayak kita udah sering daftar sebelumnya karena ketika kita baca experience orang lain, kita bakal belajar dari kegagalan dia atau belajar berapa besar struggle dia juga.
About this KGSP, ini adalah first attempt aku dan inilah pengalaman aku pada seleksi beasiswa tersebut.
*drum roll*
Dimulai dari kenapa aku lebih milih mendaftar melalui university track daripada embassy track. Jadi, menurut aku mendaftar melalui university track lebih menambah peluangku buat lolos.
Jadi gini, pada tahap pertama seleksi melalui embassy dilakukan oleh Kedubes Korea sedangkan seleksi melalui university dilakukan oleh univ yang didaftar. Terus berdasarkan analisaku, baca-baca blog, pengalaman, dll, aku menyimpulkan bahwa university bakal lebih interest sama profil atau CV-ku dibanding Embassy.
Menurutku, university bakal lebih suka pendaftar yang dari segi akademik kelihatan menonjol dibanding faktor lain seperti kemampuan Bahasa, leadership potential, Keberlanjutan Kerjasama, dan faktor2 sosial lainnya. Sebab kenapa? University adalah lembaga pendidikan, dia ingin student dia bisa menyelesaikan kuliah dengan baik di situ (Apalagi jika bidangnya science/engineering). Sedangkan embassy adalah diplomat negara, dia ingin student yang kedepannya bisa membawa hubungan baik antar kedua negara tsb (yang menurut aku ini lebih menjurus ke orang-orang dari social/politik/sastra korea/Bahasa). Ini terbukti lagi bahwa NIIED (penyelangga beasiswa ini) menyebutkan di guideline bahwa ada slot tersendiri bagi pendaftar univ (regional) yang punya major science/engineering.
Jadi saranku, jika kamu punya akademik yang bagus udah gitu dari jurusan science/engineering (apalagi udah kenal professor di sana), cobalah daftar melalui univ track. Lebih berpeluang lagi kalo kamu daftar di univ regional (yang bukan di Seoul).
Alasan lain aku daftar via university track karena aku ngrasa essay-ku (yang buat daftar beasiswa) bakal kelihatan interesting jika dibaca oleh pihak universitas dari pada pihak embassy. Seandainya nih ya.. aku berada dalam adu debat, di situ ada tokoh-tokoh kampus seperti dosen, peneliti, professor. Ada juga tokoh-tokoh pemerintahan seperti gubernur, mentri, atau diplomat. Maka aku ngrasa bahwa tokoh-tokoh kampus tadi justru akan bersekutu sama aku. Sementara tokoh-tokoh pemerintahan malah ga ngerti yang aku omongin atau malah kontra. Paham kan maksudku? Jadi kenali diri kamu, dalami isi essay kamu, baca berulang kali, dan in the of the day setelah jeda waktu agak lama, kamu baca lagi essay kamu untuk terakhir kalinya, sambil posisikan diri kamu sebagai penyeleksi.
Oh ya.. about Essay.. menurut aku ini point yang ga kalah penting setelah recommendation letter. Apapun beasiswanya itu, ga cuma KGSP. Gimana Essay yang baik? Secara general tentang essay, aku cuma bisa bilang, "Buatlah essay yang unik yang pelamar beasiswa lainnya ga nulis kayak gitu tapi itu yang sebenernya dibutuhin si penyelenggara beasiswa". Pertama cobalah baca guideline dan tulis point-point yang yang diminta oleh guideline beasiswa tersebut. Boleh sih baca tips-tips nulis Esai di blog-blog tapi jangan ngikutin point-point penyampaian mereka karena biasanya setiap panduan beasiswa udah nunjukin point-point apa aja yang harus disampaikan.
Satu lagi tips. Di paragraph sebelumnya aku bilang “apalagi kalo udah kenal Prof”. Yes, nyatanya, kenal lebih dulu prof di sana bakal ngaruh ke hasil seleksi. Logikanya gini, buat negara yang non-english speaking country jarang banget kuliahnya diajar dalam Bahasa Inggris ( fully english), jadi semua nilai akademik umumnya bergantung pada aktivitas lab. Bisa dibilang semacam research-based study gitu. Lain halnya kalo kamu udah lancar banget Bahasa Korea atau kelas kamu bakal fully English (pengajarnya bule lagi), kamu bisa nggantungin belajar cukup dari kelas aja.
Nah, yang model-model research-based study itu perlu banget yang namanya Profesor agar udah jelas kita nanti masuk lab mana dan kelihatan kita udah siap apa belum buat kuliah. Trust me, seleksi masuk lab lebih susah dari pada seleksi masuk univ. Sebenernya, saat pendaftaran KGSP ini aku juga lagi proses ndapetin professor. Dan jujur, kalo bukan karena prof tersebut juga mungkin aku ga lolos KGSP. Hehe. Nanti aku tulis ceritanya di post tersendiri.
Aku sadar aku bukan yang terbaik. Aku percaya banyak pendaftar lain yang lebih baik dari aku, IPK lebih tinggi, TOEFL lebih tinggi, pengalaman or prestasi lebih banyak, dan lain-lain. Aku hanya beruntung, dan keberuntungan adalah kesempatan yang bertemu persiapan (usaha) . NIIED udah nyediain kesempatan buat kuliah di Korea dengan beasiswa, yang tinggal kita lakukan adalah mempersiapkan (red: usaha). Dan persiapan itu bukan hanya sekedar nulis essay, tes TOEFL, or nyiapin berkas pendaftaran lainnya. Persiapan yang sesungguhnya bahkan dimulai dari 5 tahun sebelumnya. Misalnya seperti ketika kita lulus SMA dan milih major yang mau kita ambil (Sebab kenyataannya, major S1 ternyata berpengaruh juga kan sama lolos nggaknya beasiswa buat S2? Major S1 yang dipilih juga ternyata berpengaruh sama IPK yang bakal kita dapetin kan?).
Nah, Sendainya nih.. kita udah merasa sangat siap! Kesiapan/persiapan kita udah sesuai banget sama kesempatan yang ada. Itu berarti bakal beruntung? Belum tentu… Kesempatan bukan sekedar ada lowongan beasiswa dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi, tapi mereka juga punya kuota. Nah, agar makin beruntung, kita perlu persiapaan (usaha) lebih jauh. Apa itu? Kita harus bisa baca PELUANG!! Bagaimana cara mengukur PELUANG? Kita harus baca KEADAAN? Gimana cara melihat KEADAAN? Kita bisa baca blog-blog tentang kegagalan atau pengalaman orang lain, Atau kita cari pengalaman sendiri dan jika gagal, kita bakal belajar dari situ dan baca keadaan dari situ. Kalo udah baca peluang, kita bakal tau hal-hal yang bisa menambah kemungkinan lolos lho, misalnya nyari Prof duluan, atau milih kampus regional, atau ngumpulin berkas-berkas yang sebenerya ga wajib (aku ngumpulin TOEFL ITP -ku dan artikel skripsi-ku padahal ga disuruh. Lol.).
Dalam suatu seleksi, entah itu KGSP atau apapun… Ambil suatu waktu untuk berpikir dan memposisikan diri sebagai penyeleksi. Penyeleksi yang dihadapkan pada ribuan pendaftar. Lalu pikirkan “Apa yang penyeleksi inginkan dari seorang pendaftar?” It’s okay to act less, as long as you think more! It is better having small or less action but it’s already arranged by thought, instead of having long or many actions but all of those are without preparation like gambling.
So good luck! All these writing are purely from my mind. I know some of you may have different opinion. So, take it or leave it, It’s all your decision!
Kalau mau lihat essayku buat referensi mungkin ---> download di sini
Kalau mau lihat essayku buat referensi mungkin ---> download di sini
Cerita yang pengalaman lolos beasiswa Prof Korea ---> klik di sini
Oh ya.. cuplikan salah satu esssayku kayak caption di instagram berikut ini :
PENGALAMAN LOLOS KGSP/GKS PADA PERCOBAAN PERTAMA (PLUS TIPS-TIPS DIKIT. HEHE)
Reviewed by vhiefa
on
Saturday, September 16, 2017
Rating: 5