But, you know what? There are many other tourism destinations in Busan that most people don't know (especially foreigners). I call it "hidden tourism", because I even knew about these places after 1-2 years living in Busan as a student. Most of the available information in internet about these places are in Korean, so I think that's the reason why not many foreigners know about it. 

But don't worry!! Now I am going to share about these "5 Must-Visit Hidden Tourism Destinations in Busan Most Foreigners Don't Know" in english.

1. Leisure World Paragliding

Trip kali ini trip yang paling berkesan dalam hidup gue. Kenapa? karena ini pertama kalinya gue trip ke luar negeri dengan "travel" sebagai tujuan utamanya. Maksud gue, biasanya kalo ke luar negeri gue bakal sayang gitu duitnya kalo cuma buat travel. Biasanya sekalian conference, workshop, kebetulan transit, atau apalah yang biar "sekalian". Hahahaha.

Did I really go to Japan by myself?

Place I Visited

Osaka

Nara

Rusa di sini hidup berdampingan dengan manusia. Dia ga takut sama sekali sama manusia.

Sangking udah terbiasanya hidup dengan manusia. Rusa-rusa di sini bisa dielus-elus, bisa diajak ngobrol, bisa diajak selfie.

Pengen bawa pulang rusa satu deh buat dipelihara.

Kue mochi

Bikinnya dipalu secara manual

Ini kayak pasar tradisional gitu. Banyak jajanan pasar enak. Salah satunya squid ini. Enak banget. Itu kepalanya isi telor puyuh lho.

Friends I Met 

Gue pesen Miso soup pas dinner bareng anak-anak couchsurfing,

All of them are solo backpacker like me :)

Gue udah sejak lama pengen ke Jimjilbang di Korea, karena itu budaya lokal dan harus gue coba. Tapi ga pernah kesampaian karena pas travel di Korea gue biasanya bareng temen yang gue kenal. Malulah telanjang di depan orang yang di kenal. Hhihii. Akhirnya di Jepang gue beraniin ke Onsen. Ternyata ga semenakutkan yang gue kira. Walopun semuanya telanjang, tapi ga ada yang peduli. Ga ada yang bakal nglihatin lo. Yang ada lo bakal fokus sama berendam di air anget yang relaxing banget. Apalagi pas kena gelembung-gelembung airnya di punggung itu rasanya.... kayak dipijit-pijit. Gue yang sehari sebelumnya bawa-bawa backpack berat dari Nara ke Kyoto, terus kehujanan seharian sampe sepatu basah kuyup langsung fresh lagi.

Semua berawal dari buku pegangan bahasa Korea saat belajar di Daejeon dulu. Di buku tersebut, terdapat bacaan tentang seorang foreigner yang tinggal di Korea, sebut saja namanya "Peter". Peter ikut temannya orang Korea pulang kampung ke rumahnya.

Saat itu bertepatan dengan Chuseok. Peter akhirnya ikut belajar budaya secara langsung dengan keluarga temannya itu. Dia ikut membuat makanan-makanan Chuesok, melihat bulan purnama Chuesok bersama keluarga temannya, salam-salaman sama orang tua di pagi hari, dan lain-lain. Singkatnya, melalui itu Peter jadi tau rasanya hidup seperti layaknya seorang lokal di negara yang bukan kelahirannya.

Sejak itu aku jadi pengen sehari atau dua hari tinggal bersama sebuah keluarga di Korea. Ikut merayakan kebudayaan lokal, festival lokal, atau sekedar hidup sehari-hari bersama keluarga lokal. Aku pikir, salah satu hal yang ga boleh dilewatkan saat tinggal di luar negeri adalah merasakan kehidupan layaknya orang lokal.

Nah, kebetulan banget di Busan ada program yang namanya "Home Visit" dari BFIC (Busan Foundation for International Cooperation). Di program tersebut kita akan merasakan layaknya tinggal bersama sebuah keluarga di Korea. Tapi tidak sampai menginap, namanya juga "Visit" bukan "Stay".

Saat itu aku kebagian keluarganya Soyeon, bersama seorang foreigner dari Ethiopia bernama Tesfay. Aku dan Tesfay bertemu Seoyeon di sebuah subway station. Soyeon bersama Mamanya menjemput kami menggunakan mobil.











Sampai di rumah Soyeon aku merasakan seperti di drama-drama. Rumah mereka besar sekali. Di sana kami memasak makanan-makanan Korea yang ternyata bahan-bahannya sudah disiapkan oleh Mama Seyeon. Kami membuat Kimbab, toppoki, chapcae, dan lain-lain.

Setelah semua makanan siap Papa Soyeon dan adiknya pulang ke rumah. Adik Soyeon mengingatkanku dengan adikku di Indonesia. Mereka  berada di usia yang sama. Dan sama-sama suka main game online.

Kami bercengkerama mengenai banyak hal. Mulai dari budaya, wisata, sampai keluarga kita. Setelah itu kami semua pergi ke cafe dekat pantai. Walaupun saat itu sedang hujan, pemandangannya tetap terlihat bagus dan hangar. Haha. Rasanya seperti punya keluarga sendiri di negara ini. Sangat menyenangkan. Jika ada kesempatan activitas seperti ini lagi, aku mau ikut lagi tentunya!!!