PENGALAMAN LOLOS BEASISWA PROF DI KOREA



Tulisan kali ini sebenarnya lanjutan dari tulisanku BERBURU BEASISWA S2 ALA AFIFA yang aku tulis satu setengah tahun yang lalu. Hahah.. di situ aku bercerita tentang perjalananku mencari beasiswa sampai akhirnya aku lolos dua beasiswa sekaligus secara bersamaan, beasiswa Prof dan Beasiswa KGSP. Dan di akhir tulisan, aku bilang mau lanjutin cerita tentang dua beasiswa tersebut.. Berhubung yang cerita tentang pengalaman lolos KGSP udah aku tulis di sini ya...  kali ini gantian aku mau tulis tentang pengalaman aku lolos beasiswa Prof. hehe.

Pertama-tama, apa sih beasiswa Prof?


Beasiswa Prof itu beasiswa yang dikasih oleh profesor secara langsung. Jadi, di korea itu kan para pelajar S2 harus punya dosen wali (Profesor), nah profesor tersebut ngasih uang sekian won tiap bulan yang nantinya uang tersebut bisa kita pake buat biaya hidup, buat spp, kosan, dan lain-lain. Jadi, mirip gaji bulanan gitu. Tapi... ga mentah-mentah dikasih gitu aja. Ibarat gaji, berarti kita harus kerja juga dong? Iya bener banget. Kita kerja tapi kerjanya juga linier dengan hal-hal yang berbau belajar kok. Contoh, ada prof yang fokusnya ke riset yang menghasilkan paper atau journal, ya kerjaan kita belajar sampai akhirnya beneran melakukan riset dan menghasilkan paper atau journal. ada juga Prof yang fokus ke proyek, ya kerjaan kita belajar sampai akhirnya bisa mengerjakan dan menyelesaikan proyek tersebut.

Lalu, gimana cara dapet beasiswa Prof?


Menurut aku cara dapet beasiswa Prof itu gampang-gampang susah ya. Dibilang gampang mungkin karena banyak orang yang lolos beasiswa ini, di kampusku aja kayaknya 75% mahasiswa indonya belajar pake beasiswa ini. Dibilang susah karena ga mudah dapet info beasiswa beginian soalnya waktu recruitment-nya ga tentu kapan, media publikasinya ga terintegrasi dan ga jelas dimana, kadang cuma dari mulut ke mulut atau dari chat ke chat jadi yang tau cuma orang-orang yang punya circle atau kenalan atau senior yang juga dapat beasiswa ini.

Terus, gimana dong kalau ga punya circle itu?


Tenang, aku pernah ada di posisi tersebut. Yang aku lakukan adalah :


  1. Ikut group-group pemburu beasiswa di sosmed atau chatting app.
  2. Hubungi profesornya langsung.


Yang cara 1 itu juga kadang ga menjanjikan. Aku ikut grup begituan sejak aku tahun kedua di S1, tapi juga jarang banget ada share2an tentang recruitment beasiswa Prof, yang ada beasiswa-beasiswa umum dari pemerintah atau dari instansi dan yang pasti itu seleksinya ketat banget karena saingannya banyak. Kadang juga ada share2an beasiswa Prof (ini jarang terjadi), tapi spesifikasi yang dibutuhkan ga sesuai dengan kemampuan kita. Ini benar-benar ga bisa diharapkan.

Yang cara 2 itu aku lakukan waktu aku mau mendaftar beasiswa LPDP ke Tokyo Tech Jepang. Pertama aku buka website Tokyo Tech. Dari web tersebut aku cari link yang menuju website jurusan. Dari website jurusan aku lihat daftar lab yang ada di jurusan tersebut, kemudian klik link yang menuju masing-masing webpage lab tersebut. Dari halaman web lab, aku bisa tau riset-riset atau proyek-proyek apa yang sedang dikerjakan lab tersebut, apakah dia menyediakan beasiswa/dana dukungan untuk student-nya, apakah lab tersebut foreigner friendly, dan siapakah prof di lab tersebut sekaligus "alamat email"-nya.

Skema Cara Kepoin Prof

Berdasarkan pengalamanku ya.. coba cari prof yang riset atau proyeknya linier dengan kemampuan yang kamu miliki. Jadi waktu nge-email prof tersebut tunjukin bukti kemampuanmu yang sesuai dengan riset atau proyek tersebut, atau kalau perlu tawarkan ide kamu yang behubungan dengan riset atau proyek Prof tersebut.

Dulu, dari beberapa Prof yang aku email di Tokyo Tech, ada 2 yang bales. Yang pertama minta aku mengirimkan proposal riset, yang kedua minta diskusi via skype. Yang aku tindak lanjutin yang kedua, di diskusi tersebut Prof-nya baik banget, dia mengenalkan tentang pendaftaran di Tokyo Tech gimana, riset di lab dia apa aja, riset tentang apa yang dia pengenkan di aku, dan lain-lain.

Oh ya, waktu nge-email beliau, fokus email aku lebih ke arah pengen belajar di kampus tersebut di bawah bimbingan Prof tersebut bukan ke arah minta dikasih beasiswa ya... soalnya sensitif aja ngomongin uang, lagian di web lab tersebut mereka ga nyebut-nyebut masalah dana dukungan buat student sih. Terus tujuan aku nyari Prof duluan itu biar peluang lolos LPDP makin tinggi. hahaha. Eh, ternyata ga lolos LPDP-nya. yaudah... Habis itu aku stop contact sama Prof tersebut.

Mungkin kalau kamu beneran nyari beasiswa Prof, kamu mendingan baca dulu dari web lab-nya prof tersebut dia nyediain beasiswa atau ga. Kalau ga ada infonya, menurutku gapapa kok nanya (dengan sopan), tapi jangan di awal email... Di awal email cukup nunjukin ketertarikan kamu di lab dia dulu aja. baru di email-email berikutnya kalau dia juga terlihat interest sama kamu coba tanyakan. Hehe. Itu saran aja sih.. aku juga belum praktekin,

Yes!! Belum aku praktekin yang itu. Haha

Yang aku lolos ini, bisa dibilang aku tau infonya dari temen aku. Iya! Temen aku yang punya circle. Bukan aku. dan temen tersebut aja aku kenal kayak seminggu atau dua mingguan sebelumnya gitu, karena kita ikut di suatu event yang sama. Hehe.

Singkat cerita, temen aku itu nge-share bahwa ada seorang Prof yang sedang mencari student di lab dia dan dengan jelas menawarkan beasiswa, kebetulan spesifikasi yang dia cari mirip-mirip gitu dengan kemampuan yang aku miliki. Akhirnya aku dan temenku pun daftar.

Aku kepoinlah Prof tersebut, aku baca-baca riset atau paper yang pernah dia tulis dan.. AKU GA ADA YANG PAHAM. haha.. "Ini serius spesifikasi student yang dia cari begini?" aku bertanya-tanya waktu itu. Tapi aku daftar ajalah. Aku email beliau.. Contoh emailnya bisa di-download di sini.

You know what? email aku dibales. hehe.. Sementara aku tanya temenku ga dibales. Hehe. Ada apa ini?

Oh ya, sebenernya Prof tersebut mengadakan interview juga di ITS Surabaya. Aku yang awalnya cuma asal-email-dulu-aja-dateng-interview-atau-nggak-nya-pikirin-nanti-aja, akhirnya memutuskan dateng (jauh-jauh dari Semarang ke Surabaya). Soalnya prof tersebut bales email aku. Jadi aku udah ke-geer-an 8% gitu. Haha.

Pas di Surabaya, kita para pendaftar nunggu giliran di ruang tunggu. Aku tanya-tanya ke yang lain pada dibales ga emailnya. Eh, pada ga dibales. Ke-geer-anku naik jadi 12%. hahaha,

Pas tiba wawancara giliranku, aku masuk dengan percaya diri, aku salamin Prof-nya (dan itu awkward banget... soalnya aku baru inget di Korea biasanya menyapa dengan membungkuk bukan salaman. Hahah), terus ditanya-tanya tentang kemampuan aku.. bla bla bla bla... ada pertanyaan teknis juga, tapi alhamdulilah bisa dijawab dengan lancar.

Ditanya juga tentang pengalaman, herannya dari sekian pengalaman yang aku tulis di CV, Prof malah interest dan tanya-tanya detail tentang StartUp yang dulu aku geluti. Aku kira yang namanya prof bakal lebih interest ke paper atau riset. Nah ini? Usut punya usut.. Sekarang setelah aku masuk lab beliau aku baru sadar bahwa Profku ini background-nya bukan akademisi tapi profesional, dan banyak anak didik dia yang ujung-ujungnya dia arahkan buat bikin startup. Itu aku taunya baru sekarang lho ya.

Setelah wawancara selesai..

aku udah lupain itu...

Dan aku fokus mendaftar KGSP di kampus yang sama dan jurusan yang sama dengan Prof tersebut. Pusan National University (PNU), Computer Engineering.

Sehari setelah berkas KGSP-ku dikirim ke Korea, hasil wawancara diumumkan dan aku LOLOS. Yeaay!!!

Saat itu aku udah ga berharap lagi sama KGSP dan fokus aja ke beasiswa Prof. Lagian beasiswa KGSP itu ketat banget menurutku. Hahaha. Ga yakin aku lolos.

Waktu itu berkas KGSP-ku kurang lengkap dan aku disuruh International Office PNU buat nyusulin itu.. Tapi aku ga susulin soalnya aku udah ga berharap. Haha.

Tapi tapi... beberapa hari kemudian, tiba-tiba profku nge-email ada seleksi tahap lanjut. Aku dikasih kasus tentang Machine Learning gitu dan waktu 1 minggu buat nyelesaiin itu. Besoknya aku langsung nyusulin berkas KGSP (Padahal itu udah deadline + 3 hari). Hahahha.

Waktu itu aku sampai jarang tidur buat nyelesaiin tugas Prof tersebut. Susah menurutku. udah kayak skripsi aja.  Bedanya skripsku aku kerjain 1 tahun, ini aku kerjain 1 minggu. hahah.. tapi untungnya bidangnya searah dengan skripsiku, jadi ya koding-nya comot2 dari skripsi gitulah. hehe.

Setelah tugas dari Prof aku kirim, seminggu kemudian pengumuman dan fix aku diterima, ga ada seleksi tahap lanjut lagi, dan aku disuruh daftar admisi ke PNU. Besoknya, pengumuman KGSP dan aku lolos buat seleksi tahap lanjut (yaitu wawancara), baru lolos seleksi tahap lanjut ya.. belum lolos akhir. Di saat bersamaan, Profku juga ngehubungi aku, kaget kok aku daftar KGSP?

Ga tau saat itu aku lagi PMS atau gimana, aku baca chat Profku seakan-akan Prof kecewa aku daftar KGSP. Soalnya kan itu berarti aku ga bisa ikut lab dia dulu (musti language program dulu setahun).

Dan dramapun dimulai...

Masa-masa tergalau dalam hidup. Apakah aku mundur KGSP yang belum pasti dan lanjut Prof yang sudah pasti ini?

Curhat sana-sini, browsing sana-sini, semedi...

Akhirnya aku memberanikan diri bilang ke Prof aku tetap mau lanjut KGSP, Eh.. Profku malah ndukung dan aku bakal dilolosin yang tahap wawancaranya (selekasi tahap univ)... Tiba-tiba saat itu aku merasa kegalauanku ga ada gunanya. Fix, lagi PMS saat itu.

Seleksi selanjutnya KGSP adalah seleksi yang dilakukan oleh NIIED. Profku udah ga punya wewenang lagi di situ karena itu murni diseleksi oleh pihak pemerintah Korea, bukan pihak kampus lagi. Saat itu aku udah ga berharap juga. Soalnya menurutku KGSP itu ketat. Aku masih fokus ke beasiswa Prof dan daftar admisi ke PNU.

Daftar admisi PNU ini menguras kantong dan tenaga juga lho.. ngirim berkas ke korea lagi, notaris, translator tersumpah, biaya pendaftaran, dan lain-lain. Hingga akhirnya.....

Sebulan kemudian..

Pengumuman aku lolos KGSP yang dilakukan NIIED itu.

beberapa hari kemudian, LoA (Letter of Admission) dari PNU keluar dan tinggal bayar SPP aja aku resmi jadi mahasiswa di PNU.

So, ending-nya.. jelas ketebak.. Aku pilih KGSP dan menjalani language program yang indah selama setahun. hahaha.

Kini, setelah language program selesai.. Aku masuk PNU dan kembali di bawah naungan Prof tersebut. Lalu apakah Prof tersebut masih memberi beasiswa ke aku?

Suprisingly, YES!!!

Padahal awalnya aku kira udah ga. Hihihi

Ternyata di korea itu gapapa punya beasiswa lebih dari satu. kalau di indonesia kan ga boleh, di Korea itu boleh asalkan total uang yang diperoleh dari beasiswa2 yang didapatkan ga melebihi batas yang ditentukan. Kalau S2 batas maksimal uang yang didapat adalah 1.8juta won sementara S3 adalah 2.7juta won.

Dan kini, bisa dibilang aku 50% anak KGSP, 50% anak beasiswa Prof (anak Lab). Aku merasakan gimana enaknya jadi anak KGSP, gimana enaknya jadi anak Lab. Aku juga merasakan gimana ga enaknya jadi anak KGSP, gimana ga enaknya jadi anak lab.

Di post selanjutnya mungkin aku bakal nulis tentang plus minus anak KGSP dan anak Lab. hahha.. Gila!!! Aku njanjiin tulisan lagi. mungkin setahun ke depan baru aku tulis. Wkwkwk...

Yaudah yah.. Bye and have a nice day!

23 comments:

  1. Masya Allah, keren bgt fifah 😆😊 semoga bisa terus menjadi inspirasi ya teman. Semoga berkah ilmunya dan selalu bermanfaat. Amiin ya Allah 😊

    ReplyDelete
  2. banyak drama pun, tapi tetap keren kok kak :) hehe,, kak beasiswa KGSP nya itu emang bener2 dikasih tunjang menunjang alias Tunjangan duit hehe, duit perbulan emang di kasih ya kak? uang kuliah nya free atau gmna kak? maaf banyak tanya kak :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. KGSP paling makmur tetep.. uang bulanan + SPP juga + tiket pesawat +asuransi..

      kalau beasiswa prof cuma uang bulanan. Hehe.

      Delete
    2. halo kak, mau tanya lagi nih kak, kita nge-email prof nya dengan tujuan bisa lolos KGSP, atau kita nge-email dengan tujuan dapat beasiswa profesor atau bisa dua duanya kak? bingung kak. soalnya dari email yg kakak cantumkan diatas tidak ada nyinggung2 KGSP kak, makasih kak :) hehe

      Delete
  3. kakak, mau nangis baca ini. kakak keren banget, gak gampang menyerah, sungguh pekerja keras. kakak memotivasi aku untuk s2 di luar negeri. terimakasih atas tulisannya kak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih yaaaa...

      Semangat yaa.. Hasil ga bakal menghianati perjuangan!!!

      Delete
  4. Hai kak, aku baca blog kakak dan terinspirasi banget. Mau tanya boleh nggak ya kak? Aku pengen daftar kgsp. Tapi lagi bingung ini kak, pengennya via Univ tapi aku belum menghubungi prof di univ yg aku pengen. Kira-kira gimana ya kak? Mohon sarannya. Terimakasih :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. ga harus kenal Prof dulu gapapa kok. Ga harus ngehubungi dulu.

      Delete
  5. Kak, kakak di korea universitasnya apa?

    ReplyDelete
  6. Halo kak, kakak tau info sewa kamar kos di Korea untuk mahasiswa yg sudah berkeluarga kah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi Unknown..

      Di sana mau sudah berkeluarga maupun belum, sama aja kok cara sewa kosnya. Ga bakal ditanya surat nikah maupun KK.

      Delete
  7. Halo kak, maaf mengganggu. Aku baru aja lulus SMP jadi nggak tau apa apa namun aku lumayan tertarik hehe, ngomong ngomong, ada kendala bahasanya nggak? Apa harus ada sertifikat TOPIK dulu?

    ReplyDelete
  8. Assalamu'alaikum kak, mohon maaf menggangu malam-malam,kak untuk pendaftaran admisi berarti biaya pendafataran ditanggung sendiri ya kak? Kalau dari cerita kakak berarti saat mendaftar kakak belum tau apakah bakalan lolos atau engga untuk kgsp ya kak?

    ReplyDelete

Powered by Blogger.